Selasa, 14 April 2009

Bertanggung Jawab Terhadap Emosi - 3

Masih belum yakin?, coba renungkan ini: jika semua orang bertanggung jawab terhadap emosinya sendiri, akankah anda dan dunia menjadi lebih baik? Apakah bertanggung jawab terhadap emosi dapat membantu anda mencapai tujuan hidup anda? Sebaliknya, apakah sikap tidak bertanggung jawab terhadap emosi akan menghalangi kita untuk mencapai tujuan hidup? Akhirnya, apakah memiliki karakter ”bertanggung jawab terhadap emosi diri sendiri” layak menjadi salah satu tujuan hidup itu sendiri, menjadi nilai utama yang melatari hubungan kita dengan sesama dan menjadi pertimbangan penting dalam mengambil pilihan-pilihan dalam hidup kita?

Mari kita ringkas diskusi dan penalaran di atas.

Pertama, karena emosi ANDA terutama ditentukan oleh pikiran dan keyakinan anda, dan karena ANDA sendiri yang memiliki KENDALI atas apa yang anda pikirkan dan anda yakini. Maka, tanggung jawab emosi ada dipundak anda sendiri.

Kedua, anda selalu mempunyai pilihan:

  • Pilihan 1: INGIN, BERHARAP DAN BERUSAHA DENGAN SEGALA CARA AGAR ORANG LAIN BERUBAH SESUAI DENGAN KEINGINAN ANDA. Dengan resiko kalau dia tidak mau berubah, kita akan terus sakit hati. Bahkan kehadirannya saja sudah cukup untuk mengganggu emosi kita. Kalau anda berkuasa dan ditakuti, anda bisa menggunakan emosi sebagai senjata dan alat untuk mengendalikan orang lain agar bertindak dan hidup sesuai keinginan anda. Tetapi resikonya, anda menjadi orang yang ditakuti, bukan orang yang dicintai.
  • Pilihan 2: MENYERAH DAN MENGUNDURKAN DIRI. Tidak mau berhubungan lagi dengan orang yang mengecewakan anda. Tidak mau bertemu dengannya lagi. Dengan resiko anda akan semakin terbiasa menyerah dan menutup diri, dunia anda akan semakin menyempit dari hari ke hari.
  • Pilihan 3: MENCOBA MENGUBAH KEYAKINAN ANDA TENTANG SITUASI YANG TERJADI. Di sini anda memanfaatkan emosi sebagai peringatan dini. Pilihan ini juga mengandung resiko karena untuk mengubah apa yang anda yakini, anda harus berani melihat kedalam yang kadang sangat menyakitkan. Anda diminta terbuka terhadap kemungkinan bahwa apa yang anda yakini selama ini ternyata salah. Ada kemungkinan anda harus melihat borok anda sendiri. Sesuai dengan tema blog ini: Assume Nothing, Question Everything, cek dan ricek lagi keyakinan, asumsi dan prasangka anda termasuk asumsi, prasangka dan keyakinan tentang diri anda sendiri dan musuh anda.

Saya hanya memberikan pilihan beserta resiko-resiko pilihan tersebut.

***

Saya akhiri renungan ini dengan cuplikan lagunya Anggun: In Your Mind

Its all in your mind,
In your mind...

I don't want to believe
And I don't want to live
By the excuses
Of your weakness

'Cause a woman should do
What she wants to do
There is no reason
For your shallow aggravation

Nothing wrong with this dress I wear
Nothing wrong with this smile I dare
Nothing wrong with my long black hair
I'ts all in your mind, in your mind

Nothing wrong with this legs you see
Nothing wrong with this lean body
And nothing wrong with the woman in me
Its' all in your mind, in your mind

There's still a chance
To change your mind
It's plain to see
From anywhere the only thing wrong
Is your irritating mind

Tidak ada komentar:

Posting Komentar